SEJARAH PEMINATAN X SEMESTER GENAP [ CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI TRADISIONAL & CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI KOLONIAL DAN MODERN ]
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3
CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI TRADISIONAL
1. Pengertian dan Perkembangan Historiografi
a.
Pengertian
Historiografi
1) Pengertian
historiografi menurut etimologi (Bahasa) Dalam bahasa Sansekerta, historiografi
merupakan gabungan dua kata yaitu history yang berarti sejarah dan grafi yang
berarti deskripsi atau penulisan. Jadi historiografi berarti deskripsi
(penulisan) sejarah. Dalam bahasa Yunani, historiografi terdiri atas historia
yang artinya penyelidikan tentang gejala alam fisik, dan grafein yang bermakna
sebuah gambaran, tulisan atau uraian.
2) Pengertian
historiografi menurut terminologi (istilah) Beberapa ahli yang memberikan
pendapatnya tentang pengertian historiografi antara lain adalah :
v
Louis Gottschalk; historiografi merupakan suatu
bentuk publikasi, baik itu dalam bentuk lisan maupun juga tulisan mengenai
peristiwa kejadian atau kombinasi peristiwa-peristiwa di masa lampau.
v
Kuntowijoyo; historiografi adalah tahap
menuliskan kembali suatu peristiwa sejarah sebagai sebuah bentuk catatan sejarah.
v
Prof. Dr. Ismaun, M.Pd: Historiografi berarti
pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada masalalu
yang disebut sejarah.
v
Soejatmoko; Historiografi atau penulisan sejarah
dalam ilmu sejarah merupakan titik puncak dari kegiatan penelitian oleh
sejarawan. Dalam metodologi sejarah, historiografi merupakan bagian
terakhirnya. Langkah terakhir, tetapi langkah tersebut adalah langkah terberat.
v
Abdurahaman Hamid dan Muhammad Saleh Majid;
Historiogarafi adalah berbagai peryataan mengenai masa silam yang telah
disintesiskan selanjutnya ditulis dalam kisah sejarah Dari berbagai pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa historiografi adalah cara untuk merekontruksi
suatu gambaran masa lampau berdasarkan data yang telah diperoleh yang didahului
dengan penelitian . Historiografi adalah sebuah tahapan terakhir dalam sebuah
metodologi penelitian sejarah yang dilakukan oleh seorang sejarawan. Hasil
penelitiannya menghasilkan sebuah karya sejarah dapat berupa buku, film,
diorama, dan lainnya. Karya sejarah inilah yang disebut Historiografi
b.
Perkembangan
Historiografi
Historiografi di Indonesia diawali dari masa aksara, yakni ketika Indonesia telah mengenal tulisan. Karya –karya awal historiografi Indonesia berupa prasasti. Historiografi Indonesia dalam bentuk tulisan dimulai oleh Mpu Prapanca yang menulis kitab Negarakertagama.
2. Ciri-ciri Historiografi Tradisional
a.
Istana sentris, artinya karya sejarah hanya
dipusatkan pada kehidupan raja atau keluarga raja (keluarga istana), dan tidak mengangkat
kehidupan masyarakat jelata (masyarakat umum).
b.
Religius magis, artinya dihubungkan dengan
kepercayaan dan hal-hal yang gaib. Seorang raja dianggap sebagai wujud
penjelmaan Dewa atau Tuhan, sehingga dianggap memiliki kekuatan magis atau
gaib. Hal ini dimaksudkan agar rakyat menjadi patuh, takut dan taat pada segala
perintah raja.
c.
Bersifat feodalistis-aristokratis, artinya yang
dibicarakan hanyalah kehidupan kaum bangsawan feodal, tidak ada sifat
kerakyatannya dan tidak memuat riwayat kehidupan rakyat, tidak membicarakan
segi sosial dan ekonomi dari kehidupan rakyat
d.
Tidak begitu membedakan hal-hal yang khayal dan
hal-hal yang nyata.
e.
Bersifat regio-sentris atau kedaerahan
(enocentrisme), artinya historiografi tradisional banyak menekankan pada budaya
dan suku bangsa di kerajaan tersebut.
f. Dalam penguraiannya banyak terjadi kesalahan-kesalahan, misalnya berkaitan waktu dan kaitannya dengan fakta sejarah, penggunaan kosa kata penggunaan nama dll.
Penulisan Sejarah yang bercorak tradisional di Indonesia
dimulai sejak masa kerajaan Hindu-Budha sampai masa perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam. Karya historiografi umumnya berupa prasasti, dan naskah-naskah
kuno (babad dan hikayat) yang bertujuan supaya generasi penerus dapat
mengetahui peristiwa di masa lalu terutama di zaman kerajaan saat seorang raja
memerintah suatu kerajaan.
Prasasti biasanya berkaitan dengan ritual di suatu
kerajaan, atau sebagai tanda peringatan sebuah momen peristiwa pada suatu
kerajaan. Contohnya adalah Prasasti Yupa, Prasasti Ciareteun, Prasasti Kedukan
Bukit, dll.
Babad merupakan nama yang digunakan di buku cerita
sejarah atau kronik dalam tradisi penulisan sejarah suku bangsa. Biasanya
penulis babad merupakan seorang pujangga keraton. Babad berisi unsur irasional,
cerita bercampur mitos yang kadang-kadang dipenuhi dengan kiasan dan isyarat.
Babad banyak menceritakan tentang sejarah kerajaan-kerajaan, pahlawan-pahlawan
atau kejadian-kejadian tertentu. Babad berkembang pada masa Hindu-Budha dan
Islam.
Contoh karya tulisan historiografi masa Hindu-Budha
adalah Babad Tanah Jawa, Babad Parahiangan, Kitab Pararaton, Babad Tanah
Pasundan, Babad Sriwijaya, Kitab Negarakertagama, Babad Galuh, Kitab Ramayana,
Mahabharata, dll
Selain babad, pada masa Islam juga berkembang hikayat. Hikayat
merupakan kesusastraan Melayu yang keseluruhan ceritanya didominasi oleh
karya-karya yang bernuansa Islam. Hikayat memiliki dua arti dalam sastra
Indonesia. Hikayat berarti cerita rekaan yang berbentuk prosa cerita yang
panjang. Sedangkan dalam sastra Melayu, hikayat berarti sifat dari sastra lama
yang sebagian besar mengisahkan mengenai kehebatan serta kepahlawanan tokoh
tokoh besar.
Pada masa Islam, karya historiografi sudah mulai
mengenal kronologi, yakni menempatkan fakta peristiwa sejarah menurut urutan
waktu kejadian, meskipun belum sepenuhnya diterapkan. Seperti halnya masa Hindu
Budha, historiografi masa Islam masih sangat terlihat unsur mitos dan
menekankan pada unsur kedaerahan.
Contoh karya historiografi masa Islam adalah Hikayat
Raja-Raja Pasai, Hikayat Aceh, Babad Demak, dan Babad Giyanti.
Berdasarkan ciri-cirinya, Historiografi memiliki
kelebihan dan kekurangan, yakni Kelebihan:
Ø
Penulisan bertujuan untuk meninggikan dan
menghormati kedudukan raja, sehingga raja tetap dihormati, dipatuhi, dan dijunjung
tinggi oleh rakyatnya.
Ø
Raja dianggap sebagai keturunan dewa dan
penjelmaan dewa, sehingga memunculkan anggapan bahwa setiap perkataan raja
adalah benar (sabda), sehingga segala perintah raja ditaati dan dituruti oleh
rakyat.
Kekurangan:
Ø
Dari isi penulisannya, raja dianggap memiliki
kekuatan gaib (sakti).
Ø
Penulisan selalu dihubungkan dengan hal-hal gaib
dan kepercayaan.
Ø
Penulisan hanya membahas tentang kehidupan
bangsawan, sementara kehidupan rakyat sama sekali tidak dibahas.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 4
CIRI-CIRI HISTORIOGRAFI KOLONIAL DAN MODERN
A. Historiografi Kolonial
Gambar : Ilustrasi Suasana Kolonial Belanda |
Fokus utama historiografi kolonial adalah kehidupan
warga Belanda di Indonesia (Hindia Belanda, sebutan Indonesia masa penjajahan
Belanda) misalnya aktivitas-aktivitas warga Belanda, pemerintahan kolonial,
pegawai kompeni dan kegiatan para gubernur jenderal dalam menjalankan tugasnya
di Hindia Belanda.
Karena fokusnya adalah kepentingan Belanda, maka tulisan
sejarah disusun menurut penafsiran dan pandangan Belanda. Banyak penulisan
tentang perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda berlawanan dengan
kenyataan yang sebenarnya. Contohnya tentang Pangeran Diponegoro, yang dalam
Sejarah Indonesia dikenal sebagai tokoh pahlawan dan perlawanannya terhadap
Belanda adalah untuk menegakkan keadilan dan kebenaran serta dilandasi rasa
cinta tanah air. Tapi dalam tulisan Belanda, Pangeran Diponegoro adalah seorang
yang kejam dan pemberontak karena menentang pemerintah Belanda.
1) Ciri-ciri Historiografi Kolonial
Ciri-ciri historiografi kolonial adalah sebagai berikut:
a)
Merupakan sejarah orang Belanda di Hindia Timur
(Indonesia)
b)
Sumber yang digunakan yaitu sumber dari
pemerintah Belanda baik di negaranya maupun daerah jajahannya
c)
Bersifat diskriminatif (membedakan), artinya
bangsa Belanda yang serba mulia dan terhormat, orang-orang pribumi (Indonesia)
diabaikan dan hanya dianggap sebagai alat untuk kepentingan Belanda.
d)
Bersifat Eropa-sentris dan fokusnya ke
Belanda-sentris, artinya yang diuraikan atau dibentangkan secara panjang lebar
adalah aktivitas bangsa Eropa (terutama orang-orang Belanda), pemerintahan
kolonial, aktivitas para pegawai kompeni (orang-orang kulit putih).
e)
Menganggap bahwa Hindia Timur (Indonesia) belum
memiliki sejarah sebelum kedatangan orang-orang Eropa/Belanda
f)
Bentuk tulisan yaitu berupa laporan-laporan,
yakni memori tulisan serah jabatan atau laporan khusus kepada pemerintah pusat
di Batavia mengenai kekuasaan dan peluasan wilayah pejabat yang bersangkutan.
Biasanya dilengkapi dengan data statistik dan pemetaan gambaran suatu daerah.
g)
Isinya berupa sejarah politik dan tokoh-tokoh
besar
Berdasarkan ciri-cirinya, kelebihan dan kekurangan
historiografi kolonial adalah: Kelebihan
Historiografi Kolonial
ü
Historiografi kolonial memberikan penguatan
proses naturalisasi historiografi Indonesia.
ü
Kita mendapatkan gambaran fakta dan
kejadian-kejadian di Indonesia masa Hindia Belanda, meskipun yang dominan
adalah kepentingan Belanda.
ü
Indonesia diperkaya dengan literatur
historoigrafi yang dihasilkan kolonial Belanda.
Kelemahan
Historiogfai Kolonial
ü
Hanya membahas aktivitas kolonial Belanda,
sangat sedkit membahas kaum pribumi (orang Indonesia)
ü
Umumnya isi karya historiografi menyesuaikan
dengan penafsiran pihak Belanda, sehingga semua yang mereka lakukan semasa
penjajahan Belanda adalah hal benar menurut Belanda.
ü
Sangat sedikit membahas tentang proses jatuhnya
kekuasaan Belanda
2) Karya Historiografi Kolonial
Beberapa contoh karya historiografi kolonial antara lain
:
a)
Reizen (Catatan Perjalanan) yang ditulis mulai
tahun 1600- an oleh Nicholaus de Graff
b)
Geschiedenis van Nederlands-Indie (Sejarah
Hindia Belanda), terdiri dari 6 jilid yang diterbitkan secara bertahap pada
tahun 1938, 1939, dan 1940. Editor utama dari buku ini adalah Dr. F.W. Stape
c)
Schets eener Economische Geschiedenis van
Nederlands-Indie (Kondisi Ekonomi Hindia Belanda) karya G. Gonggrijp
d)
Geschiedenis van den Indischen Archipel (Sejarah
kepulauan Hindia) karya B.H.M. Vlekke
e)
Geschiedenis van Indonesie (Sejarah Indonesia)
karya H. J. de Graaf.
f)
History of Java (Sejarah Jawa (1817) karya
Thomas S. Raffles
B. Historiografi Nasional (Modern)
Penulisan sejarah pada masa ini ditandai dengan adanya
peranan Indonesia sebagai pemeran dan pelaku utama dalam Historiografi
(Indonesia-sentris). Artinya, sejarah Indonesia ditulis berdasarkan pengalaman
dan sudut pandang orang Indonesia sendiri, bukan lagi berdasarkan pandangan
kolonial atau penguasa semata. Seminar Nasioanl Sejarah I tahun 1957 di
Yogyakarta dianggap sebagai kebangkitan penulisan sejarah nasional Indonesia.
Dalam seminar itu dibahas tentang dorongan untuk menulis sejarah yang
berorientasi Indonesia.
Penulisan karya historiografi modern ditandai dengan
metode kritis serta kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.
Historiografi nasional juga menggunakan berbagai disiplin ilmu
(multi-dimensional) serta sumbersumber sejarah yang lebih lengkap. Selain itu,
bahan tulisan sejarah bukan lagi hanya mengisahkan para raja dan orang besar
lainnya, melainkan juga rakyat kecil dan orang kebanyakan yang juga berperan dalam
kisah sejarah secara keseluruhan.
1)
Ciri-ciri
Historiografi Modern
a)
Sudut pandang Indonesia sentris, yakni berpusat
pada kehidupan masyarakat Indonesia
b)
Bersifat kritis analitis dengan menggunakan pendekatan
multidimensional.
c)
Hasil penulisan merupakan perbandingan dari
berbagi sumber baik itu sumber kolonial maupun sumber lokal.
d)
Penulisnya adalah orang-orang akademisi/kritis
dalam bidang bahasa, kesusastrraan dan kepurbakalaan.
e)
Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar
dan negara saja, tetapi lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan.
f)
Cara pandang yang digunakan dalam melihat
peristiwa tidak lagi dari satu sisi melainkan memandang suatu peristiwa dari
berbagai sudut pandang. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya subjektifitas
dalam menuliskan sejarah
g)
Menonjolkan peran bangsa Indonesia.
h)
Mengungkapkan dinamika masyarakat dari setiap
aspek kehidupan yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk memperkaya
penulisan tentang sejarah Indonesia.
Berdasarkan
ciri-ciri di atas, maka kelebihan dan kekurangan historiografi modern antara
lain :
Kelebihan historiografi modern :
·
Mengubah pandangan religiomagis dan kosmologis
(keperccayaan pada hal-hal yang berkaitan mistis/gaib) menjadi pandangan yang bersifat
ilmiah.
·
Memakai penulisan sejarah kritis
·
Memakai pendekatan multidimensi
·
Memakai dinamika masyarakat Indonesia dan
seluruh aspek kehidupan
Kekurangan historiografi modern:
·
Belum bisa menjelaskan sejarah dengan maksimal.
·
Cenderung kurang fleksibel karena terlalu berpedoman
terhadap metode ilmiah.
·
Belum tentu bertujuan untuk peningkatan rasa
nasionalisme, kadangkadang hanya berfokus untuk tujuan akademis.
2)
Karya
Historiografi Modern
Karya yang
dihasilkan pada masa Historiografi modern sangat banyak dan lebih beragam.
Beberapa di antaranya adalah :
a)
Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid I
sampai dengan XI, karya A.H. Nasution
b)
Sejarah Perlawanan-Perlawanan terhadap
Kolonialisme dan Inperialisme (editor: Sartono Kartodirdjo).
c)
Sejarah Nasional Indonesia, Jilid I sampai
dengan VI (editor: Sartono Kartodirdjo).
d)
Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia
Tenggara, karya R. Moh. Ali.
e)
Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono
Kartodirdjo
f)
Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson
Gambar : Berbagai Buku Karya Historiografi Modern |
Tidak ada komentar